Masalah Empati Seorang Wasit Golf

Peraturan GolfPeraturan Umum Golf Indonesia

2. Haruskah Empati Ikut Diperhitungkan Wasit?
Oleh: Ray Hindarto
Ketua Badan Profesi PB PGI dan Sekum Asosiasi Wasit Golf Indonesia

Menurut definisi, “wasit” adalah seseorang yang ditunjuk oleh Komite untuk mendampingi pemain guna memutuskan hal-hal berdasarkan fakta-fakta kejadian sesungguhnya yang dipermasalahkan dan menerapkan Peraturan. Ia harus mengambil tindakan terhadap pelanggaran Peraturan yang diamatinya atau yang dilaporkan kepadanya.

Seorang wasit Golf yang baik akan selalu berusaha mencegah terjadinya pelanggaran Peraturan oleh para pemain Golf. Ia tidak akan menunggu sampai pemain terlanjur melakukan pelanggaran dan baru “menangkapnya” belakangan.

Bagaimanapun, jika pelanggaran sudah terjadi, wasit tidak mempunyai pilihan untuk “memaafkan” atau memalingkan mukanya ke tempat lain dan berpura-pura tidak melihat pelanggaran tersebut. Suka atau tidak, ia wajib mengambil tindakan dan menerapkan Peraturan jika pelanggaran sudah terlanjur terjadi.



Pendapat yang Pro “Empati”

Ada sementara pemain ataupun Komite yang beranggapan, karena kita di Indonesia belum banyak yang mengerti Peraturan Golf dengan baik, hendaknya para wasit sering mempraktekkan “masih ada maaf bagimu” untuk pelanggaran pertama. Kalau diulangi, baru dijatuhkan penalti. “Hendaknya para wasit mewasiti dengan berpedoman ‘hati dan empati’, jangan terlalu kaku menerapkan Peraturan,” demikian mereka menambahkan.

Pertanyaannya, benarkah mewasiti cara itu yang harus ditempuh?


Mewasiti Sesuai Tugas dan Tanggung Jawab

Para wasit yang bertugas “by the book” acapkali dituduh “kaku” dan “tidak punya empati”, padahal sesungguhnya mereka bertugas sesuai tugas dengan baik. Mereka berpedoman pada apa yang tertulis di buku Peraturan dan interpretasinya di buku “Decisions on the Rules of Golf” serta mengontrol perasaannya agar hati dan empatinya tidak menjadi pedoman saat membuat keputusan.

Ini bukan berarti wasit tidak boleh punya empati. Jelas wasit juga seorang manusia dan dilengkapi dengan perasaan. Bagaimanapun, wasit bertugas memastikan agar turnamen memakai Peraturan Golf yang seragam dan berlaku sama untuk semua pemain. Jika ia memaafkan pelanggaran pertama oleh seorang pemain sedangkan pemain lain dijatuhkan penalti oleh wasit lain untuk pelanggaran yang serupa, bukankah itu tidak adil?

Berbicara soal “empati”, belum lama ini saya mengantarkan teman yang dipanggil guru sekolah berkaitan nilai ulangan putranya buruk dan besar kemungkinan akan gagal naik kelas. Saat menceritakan betapa gundahnya ia melihat kelakukan dan prestasi putra teman saya, air matanya menitik keluar. Demikian besar empatinya ibu guru ini, tetapi ia tetap harus menjalankan Peraturan. Saya pikir, perasaan yang sama akan dirasakan seorang wasit manakala ia “terpaksa” menjatuhkan penalti diskualifikasi kepada seorang pemain. Saya amat yakin, tidak ada kegembiraan dalam hati wasit itu.

Oleh karena itu, memutuskan berdasarkan pasal “in equity” (demi kewajaran–Per.1-4) oleh para wasit Golf pun harus dilakukan dengan kehati-hatian yang tinggi. Jangan dengan mudahnya memakai Per.1-4 ini, kecuali semua analogi kejadian yang serupa tidak dapat ditemui di dalam buku Decisions.

Intinya, demi asas kewajaran (in equity) baru diterapkan kalau memang tidak ada rujukan di buku Decisions maka keputusan yang sama diterapkan bagi kejadian yang serupa.

Keberadaan Per.20-6, Mengangkat Bola yang Diganti, Didrop atau Ditaruh Secara Tidak Benar, juga membantu para wasit mengoreksi para pemain yang mengedrop bola, bola yang diganti atau ditaruh dengan tidak benar, asalkan belum terlanjur dimainkan, mengulanginya dengan benar tanpa penalti.

Ringkasnya, seorang wasit Golf harus mencoba dengan sedapat-dapatnya selama masih dalam koridor Peraturan, untuk mencegah terjadinya pelanggaran Peraturan oleh pemain dan membantunya jika ditanya.

Para pemain Golf Indonesia dianjurkan untuk selalu meminta bantuan para wasit yang bertugas di lapangan, selain memastikan tidak terjadi kekeliruan, juga agar kalaupun terjadi kesalahan, dikarenakan petunjuk dan arahan wasit, si pemain dibebaskan dari penalti apa pun.

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger